Mengembangkan Moderasi Beragama Berorientasi Pada Kearifan Lokal Dayak Bahau Bateq

Penulis

  • Novianus Isang STKPK Bina Insan Samarinda
  • Silpanus Dalmasius STKPK Bina Insan Samarinda

Kata Kunci:

Moderasi Beragama, Akomodatif, Kebudayaan, Etnografi, Kearifan Lokal.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan konsep atau pandangan moderasi beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal. Selain itu juga untuk mendeskripsikan implementasi kearifan lokal Dayak Bahau Bateq yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk mengembangkan praktik moderasi beragama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi, studi pustaka dan wawancara untuk pengumpulan data. Mengamalkan moderasi beragama yang akomodatif terhadap budaya lokal sesungguhnya merupakan upaya menjaga keharmonisan antarumat beragama sehingga kondisi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat senantiasa damai dan toleran. Praktik moderasi beragama senantiasa berkorelasi dengan kebudayaan, terutama karena segala sesuatu yang dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat. Kearifan lokal terwujud dalam pengetahuan lokal, kecerdasan lokal dan simbol lokal. Kearifan lokal Dayak Bahau Bateq dapat dimanfaatkan sebagai rujukan orientasi untuk mengembangkan moderasi beragama yang saat ini mengalami berbagai ancaman. Praktik moderasi beragama yang akomodatif terhadap budaya, senantiasa memiliki korelasi dengan praktik kearifan lokal.

Referensi

Abdulla, M. R. (2018). Culture, Religion, and Freedom of Religion or Belief. The Review of Faith & International Affairs, 16(4), 102–115.

https://doi.org/10.1080/15570274.2018.1535033

Adams, E. M. (1993). Religion and cultural freedom. Temple University Press.

Adcock, C. (2018). Cow protection and minority rights in India: Reassessing religious freedom. Asian Affairs, 49(2), 340–354. https://doi.org/10.1080/03068374.2018.1470750

Banks, J. A. (1988). Ethnicity, Class, Cognitive, and Motivational Styles: Research and Teaching Implications. The Journal of Negro Education, 57(4), 452. https://doi.org/10.2307/2295689

Burstein, J. (2014). Integrating Arts: Cultural Anthropology and Expressive Culture in the Social Studies Curriculum. Social Studies Research & Practice (Board of Trustees of the University of Alabama), 9(2), 132–144.

Coomans, M. (1987). Manusia Daya: Dahulu, Sekarang, dan Masa Depan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fajarini, U. (2014). Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter. Social Science Education Journal, 1(2), 123–130. https://doi.org/10.15408/sd.v1i2.1225

Galla, A., & Gershevitch, C. (2011). Freedom of Religion and Belief–Culture, Heritage and the Arts: A Brief Survey in Australia. Sydney: Australian Human Rights, 30.

Godensius, D., & Lorensius, A. (2018). Kamus populer Dayak Kayan Lung Metun. Malang: Kota Tua

Habibie, H., & Nanang, M. (2017). Makna Emic Simbol-simbol Perkawinan Adat Dayak Beuaq Kenohan dan Perkawinan Katolik. Gaudium Vestrum: Jurnal Kateketik Pastoral, 1(1), 53–66.

Harris, M, & Johnson, U. (2000). Cultural anthropology. 5th ed. Needham Heights, MA: Alliyn and Beacon.

Harris, Marvin. (1997). Culture, people, nature: an introduction to general anthropology. New York (Harper and Row).

Hasibuan, S. R. (2002). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Teori dan Konsep. Jakarta: Dian Rakyat.

Huvang, V., & Devung, G. S. (2020). Makna Tanah Menurut Suku Dayak Bahau Busaang dan Teologi Lingkungan. Gaudium Vestrum: Jurnal Kateketik Pastoral, 4(1), 14–26.

Julianus, S., Devung, G. S., & Samdirgawijaya, W. (2021). Tradisi Penyembuhan Orang Sakit Melalui Upacara Belian dan Perbandingannya dengan Sakramen Pengurapan Orang Sakit. Gaudium Vestrum: Jurnal Kateketik Pastoral, 5(1), 34–51.

Kementerian Agama RI. (2019). Moderasi Beragama. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.

Lai, V., Samdirgawijaya, W., & Devung, G. S. (2019). Makna Simbol Benda dalam Upacara Pemakaman Menurut Dayak Bahau Umaaq Luhat dan Gereja Katolik. Gaudium Vestrum: Jurnal Kateketik Pastoral, 3(1), 1–13.

Lemhannas RI. (2021). Menteri Agama: Moderasi Beragama Menjadi Sangat Penting. http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/1013-menteri-agama-moderasi-beragama-menjadi-sangat-penting

Lio, Z. D. (2017). Upaya Memahami Dilema Transformasi Budaya Dayak. Gaudium Vestrum: Jurnal Kateketik Pastoral, 1(1), 76–77.

Lorensius, A. (2016). Kamus Populer Dayak Kenyah Uma’ Timai. Tangerang: Lembaga Literasi Dayak (LLD). https://books.google.co.id/books?id=fr8rEAAAQBAJ

Lunau, I. P., Devung, G. S., & Lio, Z. D. (2018). Makna Perkawinan Adat Dayak Bahau Busang dan Perkawinan Menurut Iman Katolik (Studi Komparatif dalam Perspektif Antropologi). Gaudium Vestrum: Jurnal Kateketik Pastoral, 2(2), 75–87.

Martiar, N. A. D. (2021). Ancaman Intoleransi dan Urgensi Moderasi Beragama. https://www.kompas.id/baca/polhuk/2021/05/03/mengarusutamakan-moderasi-beragama/

Matondang, S., & Sartini. (2014). Nilai-nilai Simbolik Upacara Adat Belian Masyarakat Dayak Paser Kalimantan Timur. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Paus Fransiskus, & Syekh Al-Tayyeb, A. M. (2019). Dokumen Abu Dhabi: Tentang Persaudaraan Manusia Untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Beragama. Jakarta: Konferensi Waligereja Indonesia.

Riwut, T. (1997). Kalimantan Membangun; Alam dan Kebudayan. PT Jayakarta Agung Offset.

Sada, C., Alas, Y., & Anshari, M. (2019). Indigenous people of Borneo (Dayak): Development, social cultural perspective and its challenges. Cogent Arts & Humanities, 6(1), 1665936. https://doi.org/10.1080/23311983.2019.1665936

Sedyawati, E. (2010). Budaya Indonesia: Kajian arkeologi, seni, dan sejarah. Jakarta: Rajawali Pers.

Sellato, B. (1989). Nomades et sédentarisation à Bornéo. Histoire économique et sociale. Editions de l’EHESS.

Spradley, J. P., Elizabeth, M. Z., & Amirudin. (1997). Metode etnografi. Yogyakarata: Tiara Wacana Yogya.

Tylor, E. B. (1871). Primitive culture: Researches into the development of mythology, philosophy, religion, art and custom (Vol. 2). J. Murray.

Widjono, R. H. (2016). Dilema Tranformasi Budaya Dayak. Samarinda: Nomaden Institute Cross Culture Studies.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2021-12-03

Cara Mengutip

Isang, N., & Dalmasius, S. (2021). Mengembangkan Moderasi Beragama Berorientasi Pada Kearifan Lokal Dayak Bahau Bateq. Gaudium Vestrum - Jurnal Kateketik Pastoral, 5(2), 98-111. Diambil dari https://ojs.stkpkbi.ac.id/index.php/jgv/article/view/126

Terbitan

Bagian

Articles